Imbas Kemarau Panjang Tahun 2015


Tahun 2015 sangat berat bagi perkebunan kelapa sawit karena cuaca kemarau yang panjang yaitu terjadi bulan kering dari bulan Agustus s/d Nopember 2015. Dalam postingan kali ini akan kami share hal-hal yang kami hadapi saat itu.
1. Kebakaran
Gulma di kebun yang kering akan menjadi media yang mudah terbakar, terlebih jika pada areal TBM. Pada areal TM jika pada pokok banyak pelepah kering dan terjadi kebakaran akan lebih sulit lagi di kendalikan karena api yang tinggi di pokok kelapa sawit.
Untuk permasalah utama ini kita harus mempunyai team tanggap darurat / Pasukan Pemadam Kebakaran (P2K) dengan peralatan yang mendukung dan tak kalah penting yaitu team patroli kebun dan menara pantau
2. Perawatan di pending
Dari sisi biaya memang terlihat rendah, stop perawatan karena pertumbuhan gulma yang stagnan bahkan sebagiannya menjadi mati. Namun jangan senang dulu dari sisi tenaga kerja kita akan tega-tegaan untuk meliburkan karyawan karena tidak ada gulma yang perlu di kendalikan, hal ini sangat berat di hati. Kemudian saat hujan tiba maka pertumbuhan gulma akan bareng, bingung deh kondisi kebun jadi terlihat semak semua, apabila bahan dan tenaga cukup tersedia masih bisa agak tenang (masih agak) jika kurang boleh banyangin gimana pusingnya.
3. Pupuk pun di pending
Aplikasi pupuk tentu sangat dipengaruhi oleh cuaca, kelembapan tanah atau curah hujan hujan menjadi standar operasional prosedur. Sudah pasti kalo kemarau pasti pending bro, siap2 pusing mikirin tenaga pupuk dikemanain apalagi tenaganya SKU susah deh jadi kerjaan di ada-adain.
Parah lagi jadwal pupuk jadi tidak terlaksana dan akhirnya kebutuhan pupuk bagi tanaman dalam setahun pun tidak terpenuhi. Siap-siap deh 2 tahun kedepan produksi akan turun, katanya.
4. Areal pasang surut, parit kering.
Keringnya parit pada areal pasang surut sangat tidak baik bagi kesehatan tanaman. Itu lho ujar katanya sawit akan keracunan pirit, tapi emang benar sih dilokasi kerjaku ada satu jalur sawit paling luar dekat parit main dibeberapa blok pada kering pelapah tuanya ujar sih karena paritnya kering jadi keracunan deh pokoknya.
Kalo harus ngisi paritnya pake mesin pompa air wah cukup mahal juga jika luasan yang dialiri hingga beratus2 hektar, bisa bengkak biaya.
5. BJR anjlok
Ini beneran, kemarau bikin TBS jadi ringan lha piye ora dadi enteng wong buahe garing, brondolan juga jadi kecil-kecil. Kemarau 2015 BJR turun pada bulan kemarau hingga 3 kg, wah budget produksi jadi jeblok wes jadi susah pertanggung jawabannya, ora ono bonus.
Lebih parah lagi itu bakal buah malah banyak yang aborsi (gagal penyerbukan), siap-siap 6 bulan ke depan pacangan produksi rendah. Mabok pokoke bingung golek buah wong panen.
6. Daun tombak
Iku lho daun muda ora mbuka koyok tombak, nah kalo daunnya ndak mbuka terus buah kan ada diketiak pelepah campur lagi ujar kemarau menjadikan keluarnya bunga jantan, wes lengkap penderitaan. Tahun depan cuma panen pelepah aja, langka buah bro.

Wes iki ae lah, sebenarnya masih banyak lagi permasalahan yang akan dihadapi saat kemarau, nanti diingat-ingat lagi lah opo wae wingi golek wangsit sek. Maaf jika anda tidak setuju, iki cuma pendapat pribadi. Maklum sek durung ilang koplake. Terima kasih.

 

Comments