Kendala dan kunci sukses panen Kelapa Sawit

Pengertian panen

Panen yaitu pekerjaan memetik/memotong Tandan Buah Segar (TBS) dengan standart kematangan buah yang optimum, mengeluarkannya dari dalam block beserta brondolannya dan menyusunnya di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH). 

Kendala dan Kunci sukses panen

Sebelumnya kami perlu sampaikan kendala - kendala yang akan dihadapi dalam kegiatan panen, ini harus diketahui agar kita dapat mengantisipasinya atau mencegahnya. Selain kendala kita juga perlu tahun kunci sukses atau hal-hal yang harus di penuhi jika tidak maka dipastikan pekerjaan panen akan ada kendala.

Adapun kendala yang mungkin dihadapi dalam pengelolaan kegiatan panen antara lain adalah lemahnya perencanaan, organisasi pelaksanaan dan supervisi sehingga mengakibatkan : 
  • Mutu buah dan mutu hancak yang tidak konsisten. 
  • Losses yang tinggi (janjang masak tinggal dan brondolan tidak terkutip). 
  • Supervisi yang tidak efektif dan efisien. Tingginya biaya panen (ekploitasi produksi).
Beberapa hal yang sangat mempengaruhi kualitas panen yaitu :
  • Rotasi panen harus tepat waktu. 
  • Jumlah pemanen yang cukup. 
  • Kompetensi dan disiplin tenaga panen. 
  • Supervisi yang efektif. 
  • Sistem premi dan denda panen. 
  • Akses dalam blok (piringan, pasar pikul, jalan). 
  • Prasarana panen yang lengkap (titi panen, TPH). 
  • Sarana panen yang tepat, cukup dan berkualitas. 
  • Sistem dan organisasi panen yang terintegrasi dan efektif. 
  • Administrasi yang baik
Kita akan bahas setiap kunci kesuksesan tersebut diatas satu per satu.

Rotasi panen 

Untuk pembahasan ini silahkan baca postingan Interval Panen

Jumlah Tenaga Panen

Untuk menghitung keperluan tenaga panen silahkan baca di postingan Cara menghitung tenaga panen

Kompetensi dan displin tenaga panen

Seorang tenaga panen tidak lah cukup hanya mengandalkan kekuatannya saja, dalam prakteknya banyak calon berbadan sehat, kuat dan kekar atau berotot tidak mampu memanen kelapa sawit. Hal ini dikarenakan tehnik panen sangat diperlukan disamping perlu latihan.
Dalam merekrut karyawan baru dengan unskill maka diperlukan pelatihan agar standar produktifitas tercapai dan juga tenaga dapat bekerja secara aman. Dari pengalaman kami diperlukan waktu 1 minggu hingga 1 bulan untuk seseorang belajar memanen hingga mendapat standar produktifitas yg diharapkan, itupun dari tenaga yang ditraining tidak semuanya mampu panen sebagiannya ada yang mengundurkan diri atau menyerah.
Mengenai kedisiplinan sangat diperlukan baik disiplin dalam hal kehadiran maupun disiplin dalam K3 / pemakaian APD. Samakin besar prosentase ketidak hadiran tenaga panen akan maka target luasan dan produksi direncanakan/ditargetkan akan tidak tercapai. 

Supervisi yang efektif  

Pengawasan terhadap kegiatan panen harus dilakukan semua orang yang masuk dalam organisasi panen. Yaitu Mandor, kerani, Asisten Agronomy, Askep dan Pimpinan kebun.
Dipastikan semuanya harus menjalankan fungsi dan tugasnya dengan benar dan penuh tanggung jawab. Jika satu orang tidak menjalankan fungsinya makan akan mempengaruhi anggota yang lain dan juga berpengaruh terhadap kualitas panen sendiri.
Pengawas /mandor lapangan yang mempunyai peran besar dilapangan harus melakukan pengawasan yang aktif.

Sistem Premi dan Denda

Punishment dan reward dalam kegiatan panen sangat diperlukan untuk memacu produktifitas tenaga panen dan menjaga kualitas panen. Sistem harus dipastikan berjalan dengan benar dan kontinyu Diperlukan monitoring secara berkala bahwa sistem berjalan sebagaimana mestinya.

Akses dalam block 

Lingkungan kerja yang baik akan mempengaruhi produktifitas dan kualitas kerja oleh karena itu kondisi areal atau block di panen harus dalam kondisi baik. Bahwa banyaknya gulma akan berpengaruh paikologi pemanen, akses block juga harus dipertahankan dalam kondisi standar.
Akses dimaksud yaitu Piringan dan Pasar Pikul. Pemeliharaan akses harus terjadwal sperti pengendalian gulma baik secara manual maupun kimiawi.

Prasarana panen 

Yang masuk dikategorikan prasarana panen yaitu TPH dan titi panen, yang mana harus disiap sebelum panen dilaksanakan. Dipastikan jika prasarana tidak baik akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas panen. Jumlah TPH dan dan titi panen juga harus sesuai dengan keperluan dan tidak boleh berlebihan yaitu akan menambah cost produksi naik.

Sarana Panen yang tepat, cukup dan berkualitas

Alat panen yang tepat yaitu alat yang gunakan sesuai dengan tinggi pokok di panen.
Jumlahnya juga cukup sesuai dengan jumlah tenaga. Berkualitas yaitu umur pakai alat cukup lama.

Sistem dan organisasi panen yang terintegrasi dan efektif. 

Sistem panen dilihat dari sistem pembagian hancaknya yaitu sistem hancak giring, hancak tetap dan hancak tetap semi giring.
Sedangkan sistem panen dilihat dari sistem pengupahannya yaitu sistem borongan basis dan sistem borongan murni.
Orgnisasi panen telah kami singgung pada supervisi yang efektif yaitu tenaga panen, mandor panen, kerani panen dan Asisten Manager dan Asisten Kepala dan Manager.

Administrasi yang baik

Berbagai laporan produksi meliputi laporan perhitungan buah di TPH, laporan perhitungan upah, laporan perhitungan buah diangkut ke PKS dan laporan produksi dan laporan HK panen. Masing-masing semoga dapat kami jelaskan lebih dalam dipostingan tersendiri.

Demikian kunci sukses dan kendala dalam pekerjaan panen. Semoga dapat menambah pengetahuan kita. Terima kasih.

Berbagi itu asyik

Comments