Teknis pengendalian gulma Alang-alang(imperata cylindrica)


Alang-alang atau nama lainnya alalang, halalang termasuk rerumputan dengan daun kecil, panjang dan meruncing di ujungnya, termasuk gulma yang berbahaya diareal perkebunan Kelapa Sawit. Merupakan rumput menahun dengan tinggi hingga 1,5 m dapat berkembang biak melalui tunas dan bunga. Lalang suka tumbuh diareal yang kaya hara, tidak tergenang dan banyak disinari oleh matahari sampai agak teduh.

Dikatakan Alang-alang berbahaya di areal perkebunan kelapa sawit karena mengandung zat alelopati yang berguna untuk menghambat pertumbuhan tanaman disekitarnya. Oleh karena itu dalam budidaya Kelapa Sawit, Alang-alang adalah musuh yang harus dibasmi hingga tuntas.

Basmi lalang yang paling efektif yaitu dengan cara kimiawi atau sederhananya disemprot, herbisida yang digunakan yaitu Glifosat. Berdasarkan kondisi lalang yang akan ditangani / tebal tipisnya lalang maka  teknis penanganan lalang yaitu :

1. Kondisi sheet atau blanket
Alang-alang dengan kondisi rata / melulu lalang, kondisi ini memerlukan penanganan yang ekstra, untuk itu teknis penyemprotan dipastikan berjalan dengan benar, terlebih tingkat kebasahan dan dosis per knap sack (sprayer). Untuk menentukan dosis per knap dengan tepat lakukan kalibrasi dan nozel dalam kondisi masih baik.
Dosis per ha glifosat adalah 5 – 6 liter per ha, sedangkan volume semprot 600 – 750 liter per ha atau dengan dosis per knap 100 – 125 cc / knap.

2. Kondisi Spot – spot / sektoral
Pada kondisi ini lalang hanya sektoral atau bisa juga follow up dari semprot lalang dengan kondisi sheet. Dosis per glifosat adalah 3 liter per ha, sedangkan volume semprot yang digunakan yaitu 450 liter per ha atau dengan dosis per knap 100 cc.

3. Kondisi sangat sedikit
Untuk kondisi lalang yang sangat sedikit penanganannya yaitu dengan dimengelap (wiping) daun lalang dengan gliposat. Dosis yang digunakan yaitu 10 cc per liter air.
Perlu diingat bahwa dalam pengendalian gulma yang utama harus dilakukan seefektif mungkin yaitu dikerjakan tepat waktu, terlebih-lebih follow upnya.

Demikian seputar penanganan lalang, semoga bermanfaat. Terima kasih.
Berbagi itu asyik.

Comments