Gambaran Umum
Kumbang tanduk (Oryctes Rhinoceros)
- Kumbang Tanduk atau Oryctes rhinoceros merupakan salah satu hama utama perkebunan kelapa sawit, dariOrdo Coleoptera
- Menyerang Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun Tanaman Menghasilkan (TM) bahkan di main nursery dengan menggerek bagian pangkal pelepah muda tanaman,
- Serangan Oryctes Rhinoceros dapat menyebabkan kerusakan sampai 69 % pada serangan yang pertama dan kematian tanaman mencapai 25 %.
- Masalah menjadi semakin berat dengan semakin banyaknya kebun kelapas sawit yang melakukan replanting.Permasalahan dikarenakan teknis replanting yang salah yaitu pokok ditumbang dan dibiarkan begitu saja tanpa adanya perlakuan sehingga menjadikan tempat berkembang biaknya Orycter Rhinoceros.
Siklus Hidup Oryctes Rhinoceros
- Telor, akan menetas atau menjadi larva setelah 9 – 12 hari
- Larva, mempunyak waktu 82 – 207 hari untuk menjadi prapupa
- Prapupa, akan berubah menjadi Pupa setelah 8 – 13 hari
- Pupa, akan menjadi kumbang dewasa setalah 17 – 28 hari
- Kumbang dewasa, dapat bertahan hidup dan bertelur 192 – 274 hari
Metamorfosis
- Kumbang Oryctes betina bertelur pada material organic seperti rumpukan batang kelapa sawit, tandan kosong kelapa sawit, kotoran hewan ternak dll. Seekor kumbang dapat bertelur sebanyak 20 – 75 butir yang diletakkan secara bertahap. Warna telur putih kekuningan hingga putih, ukurang 3 – 5 mm. Telur menetas dalam 8 – 12 hari.
- Larva terbagi menjadi 3 instar, Stadia ini tidak merusak tanaman kelapa sawit. Larva hidup pada sisa-sisa bahan organic dirumpukan batang atau tandan kosong kelapa sawit. Masa hidup larva cukup lama, 82 – 207 hari.
- Sebelum menjadi pupa, larva instar tua mengeras dan sudah tidak lagi aktif makan masa ini disebut pra pupa. Larva kemudian menjadi pupa berwarna cokelat dengan membentuk struktur calon tanduk, 3 pasang kaki dan sayap. Masa pra pupa adalah 8 – 13 hari, sedangkan masa pupa adalah 17 – 28 hari.
- Fase imago merupakan stadia merusak tanaman. Fase ini sangat lama, kumbang jantan dapat hidup hingga 6 -7 bulan, sedangkan kumbang betina smpai 9 bulan. Kumbang jantang biasanya memiliki tanduk yang lebih panjang. Pada ruas abdomen teraskhir, kumbang betidana berambut, sedangkan kumbang jantan tidak. Kumbang ini memakan pucuk kelapa sawit setiap 4 – 5 hari sekali. Kumbang ini menjadi hama utama di areal replanting, pada pembibitan, TBM maupun TM.
Tempat berkembang biak
- Pokok Kelapa Sawit yang dilakukan ijeksi,
- Areal replanting, dimana terdapat rimpukan pokok kelapa sawit
- Rimpukan diareal land clearing
- Areal aplikasi janjang kosong / EFB, yaitu Jankos ditumpuk lebih dari 1 lapis
- Areal gambut.
Gejala serangan
- Ditemukan bekas gerekan di pangkal pelepah dan masuk ke dalam batang untuk memakan bagian yang muda. Dan akibatnya pelepah muda sengkleh atau bila membuka akan berbentuk potongan daun bentuk seperti V terbalik.
- Gerakan kumbang juga dapat menyebabkan pelepah-pelepah daun baru terlihat terpuntir. Kondisi ini sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Serangan paling parah adalah hilangnya titik tumbuh sehingga pucuk tanaman tidak muncul kembali.
- Serangan kumbang juga terjadi pada tanaman menghasilkan. Terlihat banyak sekali lubang bekas gerekan kumbang pada pelepah tua. Serangan paling parah adalah hilangnya titik tumbuh sehingga pucuk tanaman tidak muncul kembali.
- Pada areal TBM menyebabkan keringnya pelepah muda
- Pelepah yang muda relaif mudah dicabut dan mengeluarkan aroma tidak sedap
- Di main nursery, pucuk daun dan bibit kelapa sawit mengering karena gerekan kumbang
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian Kimiawi dapat dilakukan
dengan cara menaburkan insektisida butiran karbosulfan sebanyak 5 – 10 gram per
pohon. Tempat penaburan yaitu pada pucuk tanaman karena pada bagian tanaman ini
sangan di sukai oleh kumbang tanduk. Aplikasi penaburan yaitu setiap 1 -2
minggu.
Kelebihan, pada kondisi yang memungkinkan yaitu insektisida dapat
mematikan kumbang. Artinya aplikasi sangat tergantung pada cuaca jika terjadi
hujan maka insektisida yang diaplikasikan akan terbuang percuma. Oleh karena
itu dosis, cara aplikasi dan waktu harus tepat dengan begitu pemberian
insektisida akan membunuh kumbang tanduk dengan cepat.
Kekurangan, Biaya yang relative mahal baik item biaya Bahan maupun
Tenaga Kerja. Pada tanaman yang telah tinggi sangat sulit diterapkan dan
Insektisida yang digunakan dapat mencemari lingkungan.
Pengendalian Mekanik
Pengendalian secara mekanik
dilakukan dengan mengutip (hand Picking)larva
maupun kumbang. Larva dapat dikutip dengan membongkar tempat berkembang biak
atau sarang hama seperti janjang kosong kelapa sawit, rimpukan batang kelapa
sawit, tumpuk serbuk gergaji kayu, kotoran berbagai hewan ternak dan bahan
organic lain. Sedangkan kumbang dapat diperoleh dengan mencucukkan kawat
berpancing ke dalam lobang gerekan kumbang tanduk.
Kelebihan, sangat efektif memutus siklus hidup kumbang tanduk.
Kelemahan, Biaya yang keluarkan untuk hand picking mahal dan dalam
sekala luas sangat sulit dilakukan.
Pengendalian Hayati
Larva Oryctes dimulsa janjang kosong, rumpukan batang kelapa sawit atau
tumpukan sampah organic lainnya baik areal TM maupun TBM dapat dikendalikan
dengan menaburkan jamur entomopatogen Metharizium
anisopliae dengan dosis 20 gram / m2.
Kelebihan, ramah lingkungan. Pada kondisi yang mendukung akan
mematikan larva kumbang tanduk. Aplikasi yang tepat yaitu membongkar lapisan
Janjang Kosong atau rumpukan batang kelapa Sawit dan menaburkan jamur dan
menutupnya kembali. Teknik ini akan membantu jamur berkembang lebih cepat dan
menempel dan menginfeksi larva maupun kumbang.
Kekurangan, Aplikasi dilapangan sulit dilakukan dan membutuhkan
tenaga kerja yang banyak. Pada kondisi cuaca yang mendukung yaitu curah hujan cukup
mendukung kelembapan tanah menjadikan kondisi yang sesuai dengan perkembangan
jamur namun jika cuaca kering maka jamur akan mati.
Pengendalian Terkini
Teknik pengendalian terkini
seperti disampaikan oleh PPKS Medan yaitu Pengendalian Hama Terpadu yang
berbasis FEROMON. FEROMON yaitu hormone yang diekskresikan diluar tubuh
sehingga memunculkan reaksi baik dalam bentuk tanggapan fisologi maupun proses
perkembangan tubuh tertentu. Keunggulan dari system ini yaitu efektif memutus
siklus hama, efisien dan ramah lingkungan.
PPKS berhasil membuat
FEROMON agregat sintetik yang dapat
menarik kumbang Oryctes Rhinoceros jantan
dan betina. Dikemas dalam plastic berpori dengan volume 1 ml/sachet, mampu
bertahan dilapangan hingan 2 -3 bulan dan diberi naman FEROMONAS.
Dilapangan FERONOMAS diletakan
dalam ember bertutup di beri lobang untuk masuknya kumbang, ember digantung
pada tiang setinggi 2,5 m. Pada bagian ember diberi lobang kecil agar air hujan
yang masuk dalam ember bisa keluar. Sistem ini disebut Ferotrap.
Setrategi pemasangan FEROMONAS :
- Jika serangan hama masih rendah, maka pemasangan ferotrap cukup berada dipinggir (tepi batas) kebun dengan dosis 1 Ferotrap / 2 ha.
- Jika serangan hama telah berat maka pemasangan ferotrap dengan dosis 1 ferotrap/ha.
- Untuk monitoring hama pasang ferotrap di tepi batas areal dengan dosis 1 ferotrap / 5 ha
- Dan sebaiknya Feromonas dikombinasikan dengan teknik pengendalian yang lain.
Demikian teknis pengendalian hama
Kumbang Tanduk, semoga menjadi tambahan wawasan untuk kita semua. Terima kasih.
Berbagi itu asyik.
Comments
Post a Comment