Thinning Out Pokok Kelapa Sawit



Thinning Outs



Dalam suatu areal perkebunan kelapa sawit masih ditemukan tanaman yang tidak produktif dan ini bisa kita temukan diareal TBM maupun Tanaman Menghasilkan (TM). Tanaman tidak produktif dimaksud yaitu pokok abnormal, pokok kerdil dan etiolasi. Pokok abnormal dan tidak produktif haruslah dibunuh/dibongkar dan dilakukan penjarangan pada areal dengan pokok-pokok yang etiolasi.


PENYEBAB POKOK TIDAK PRODUKTIF

Diantara penyebab pokok tidak produktif yaitu :
  1. Pokok abnormal akibat dari seleksi yang tidak baik di nursery maupun sebelum bibit ditanam.
  2. Pokok Kerdil, kemungkinan bibit yang abnormal maupun teknis tanam seperti menanam diatas bebatuan.
  3. Pokok etiolasi yang diakibatkan jarak tanam yang tidak sesuai teknis atau pokok ditanam terlalu rapat. 

TUJUAN

Tujuan Thinning adalah untuk mendapatkan jarak tanam yang sesuai sehingga pencahayaan yang cukup sehingga pokok tidak etiolasi serta pokok yang dirawat adalah pokok yang produktif.

Teknis Pelaksanaan

Pelaksanaan Thinning Outs dilakukan dalam beberapa tahapan. Hal ini untuk memudahkan pelaksana lapangan dalam bekerja dan mengurangi resiko salah bongkar, maka dari itu tenaga kerja harus benar-benar mempunyai pengetahuan yang baik dan sebelum eksekusi telah dicek oleh pemimpin / staff kebun.

Teknis Pembongkaran

Pembongkaran dimaksud yaitu membunuh pokok kelapa sawit yang tidak produktif atau pokok yang rencana di thinning outs. Dan untuk mengindari batang kelapa sawit yang dibongkar menjadi sarang hama dan ganoderma maka teknis yang direkomendasikan yaitu dengan suntik/injeksi menggunakan mesin bor ( seperti Sthil BT 45) atau menggunakan Chain Saw sebanyak tiga lobang pada sisi yang berbeda dengan ketinggian dari tanah sekitar 1 meter selanjutnya pada lobang dimasukkan herbisida berbahan aktif Paraquat dengan dosis 100 ml per pokok dan dosis ditingkatkan pada pokok Giant atau Gajah. Kemudian tutup lobang injeksi dengan potongan pelepah atau tanah.

Thining Out Tahap 1

Pada tahapan ini fokus atau sasaran thining pada pokok abnormal, pokok sisip/sulam yang tidak produktif karena lambat sisip/sulam dan pokok yang terlalu tinggi dibanding pokok disekitarnya.  Pokok yang salah penanaman seperti terlalu dekat dengan sungai atau bahkan ditanam di dalam anak sungai mungkin saja ini terjadi.

Diawali dengan melakukan sensus dan dilanjutkan pengecekan oleh staff agronomy kemudian barulah dieksekusi.

Thinning out tahap 2

Tahap kedua ditujukan untuk memperbaiki areal dengan tanaman rapat dalam skop kecil seperti pada area miring dan teras.

Teknis pelaksanaan Penjarangan yaitu :
1. dimulai dengan membatasi areal bisa menggunakan tali rafia.
2. Amati setiap pokok dan tentukan pokok yang paling tidak produktif atau etiolasi beri tanda dan analisa jika tersebut pengaruhnta terhadap pokok lain apakah sudah cukup dari sisi jarak dan pencahayaan sinar matahari.
3. Jika belum cukup pilih pokok yang cukup mengganggu pokok lain dalam hal pencahayaan.
4. Cek sekali lagi dan jika sudah yakin terhadap pokok yang di thining selanjutnya lalukan eksekusi.

Thinning out Tahap 3

Tahap ini untuk menyelesaikan kasus dimana tanaman sengaja ditanam rapat yang ditujukan untuk memaksimalkan produksi pada TM muda. Dari percobaan yang pernah dilakukan populasi per ha di tambah 20 % maka jika SPH normal 136 per ha ditanam menjadi 163 pokok per ha.

Pada kasus ini pokok akan menjadi etiolasi setelah TM >5, maka penjarangan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi lapangan hingga di dapat SPH yang normal. Pokok dithining yaitu 1 pokok untuk 6 pokok sekitarnya.

Demikian bahasan thining semoga manfaat. Jika ada saran dan koreksi silahkan comment. Trima kasih.

Berbagi itu asyik


Comments

  1. Min bukannya pokok yg dithinning 1 pokok utk 7 pokok sekitar nya?

    ReplyDelete

Post a Comment