Menentukan SPH atau Kerapatan Tanaman

Tujuan

SPH yang yang optimal dengan jarak yang sama antar pokok akan menjadikan setiap pokok mendapatkan sinar matahari, hara dan air yang sama. Efek dari jarak tanam yang tidak sama pada areal yang rapat kompetisi tanaman dalam mendapatkan sinar matahari akan memicu tanaman untuk tumbuh lebih tinggi. Selain tanaman yang berkonsentrasi pada pertumbuhan batang untuk mendapatkan sinar matahari sehingga pertumbuhan generative atau buah menjadi kurang atau produksi yang dihasilkan pun rendah.


Sebagai dasar pertimbangan kerapatan tanaman bisa dibagi berdasarkan tingkat kesuburan tanah.

1. Areal tanah yang subur

Pada areal yang subur dimana hara yang tersedia didalam tanah cukup banyak walaupun tetap perlu ditambah dengan aplikasi pemupukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Tekstur yang baik yaitu tidak padat atau gembur menjadikan akar menjadi lebih baik pertumbuhannya oleh karena itu pada areal ini kondisi tanaman lebih subur dan jagur, pelepah lebih panjang dan pertumbuhan batang pun lebih besar serta laju tinggi tanaman lebih cepat.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut diatas maka sebaiknya kerapatan tanaman pada areal ini lebih sedikit, SPH yang digunakan maksimal 136 pk per ha atau lebih sedikit lagi. Tujuannya yaitu untuk menekan kompetisi sinar matahari dan menekan laju pertumbuhan tanaman.
Untuk menghitung jarak tanam dan jarak baris sesuai dengan SPH yang inginkan. Silahkan klik disini....

2. Areal tanah yang kurang subur

Sebaliknya untuk areal yang kurang subur kondisi tanaman lebih kecil dibanding dengan tanaman yang berada di areal yang subur. Disarankan untuk areal ini SPH yang digunakan yaitu 145 pk per ha atau setelah hal ini dikonsultasikan dengan ahli Agronomi Perusahaan

3. Areal berbukit, lereng dan terasan

Pada areal ini pokok diareal rendah atau diantara dua bukit tanaman akan lebih cepat tinggi karena cahaya matahari kurang sehingga tanaman berupaya untuk memperoleh sinar matahari. Disarankan diareal ini SPH diperkecil yaitu 120 – 135 pokok per ha. Walaupun pada umumnya jika ditanam dengan jarak normal pun aka ada beberapa titik yang tidak bisa ditanam sehingga SPH yang di dapat pun sekiran 120 – 135, ya ini memang sudah alamiah jadi jangan berkecil hati kalau kebun dengan topografi berbukit SPH lebih kecil.

4. Tanah gambut dari sedang hingga dalam

Tanaman yang ditanam pada areal gambut akan mudah roboh, jika water management yang tidak baik tanaman juga akan kerdil. Oleh karena itu disarankan pada areal gambut sebaiknya SPH diperbanyak dikisaran 145 – 160 pokok per ha. Mengapa kita perbanyak karena untuk mengantisipasi pokok-pokok yang roboh yang kemudian dibunuh karena tidak produktif atau mengganggu tanaman lain.

Kesimpulan

Semua yang saya sampaikan diatas berdasar pengalaman, pengamatan dan analisa di lapangan, untuk teman-teman yang bekerja di perusahaan mengenai kerapatan tanaman menjadi bagian / tanggung jawab konsultan agronomi, kita manut wae lah. Ini bisa menjadi pertimbangan yang hendak membuka lahan, itu enaknya kalau punya lahan sendiri suka-suka kita untuk memutuskan teknis yang kita pakai untuk pembangunan perkebunan sendiri.
Semoga ada manfaatnya, jika ada yang tidak sependapat dengan postingan ini silahkan disampaikan melalui kolom comment yang ada dibawah post dan perlu diingat ini hanya pemikiran kami setelah menangani beberapa perkebunan dengan kondisi tanah yang berbeda-beda. Terima kasih.

Berbagi itu asyik.

Untuk melihat daftar isi blog Klik disini <------->

Comments

  1. Menurut hemat kami awalnya, SPH areal perbukitan dan terasan memang lebih kecil daripada areal flat/datar. Namun berdasarkan kajian terbaru yg telah kami aplikasikan dilapangan, SPH areal perbukitan/terrace bisa dimaksimalkan (140-146) daripada areal flat yaitu dengan mengurangi jarak antar barisan terrace. Tetap pertimbangan ini mengacu kepada kompetensi cahaya matahari, bahwa untuk areal flat/datar paparan sinar matahari hanya terfokus ke satu titik sedangkan untuk areal perbukitan/terrace seperti anak tangga(terrace)

    ReplyDelete

Post a Comment