Cara menyusun budget produksi

Menyusun budget produksi sangat mengasyikkan, mengapa ? karena akan ada dua kepentingan yaitu Karyawan tentunya menginginkan Budget di buat rendah agar beban kerja kurang dan penilaian akhir tahun bisa tinggi sedangkan untuk pemilik kebun atau jajaran direksi akan mematok budget produksi tinggi karena semakin tinggi produksi akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan juga akan menjadi motivasi karyawan.

Dan seharusnya budget produksi dibuat secara terukur dengan dasar teknis yang dapat di pertanggung jawabkan. Sehingga budget produksi harus lebih realistis atau akurasinya lebih tepat yaitu up - down di kisaran 5 %. Jika realisasi produksi terlalu jauh dari budget produksi maka boleh di katakan bahwa target produksi dibuat tidak realiatis atau tanpa ukuran dan data yang benar.

Banyak ahli yang kompeten dalam pembuatan prakiraan produksi, walaupun begitu tidak ada salahnya kita mengetahui data apa saja yang diperlukan dalam penyusunan prakiraan produksi sehingga tatkala kita mendapat kesempatan untuk menyusun budget produksi telah ada pengetahuan dasar dan selanjutnya tinggal mempertajam analisa data dan situasi serta kondisi perkebunan kelapa sawit, lebih tepatnya keputusan yang di ambil berdasarkan data yang benar.

Dan berikut adalah data yang kita perlukan dalam penyusunan budget atau prakiraan produksi :

1. Sumber Bibit

Produksi kelapa sawit sangat tergantung dari faktor genetika, setiap bibit yang kita tanam mempunyai karakteristik bawaan dari indukannya. Oleh karena itu kualitas bibit sangat menentukan produksi kedepannya, maka perlu di ketahui sumber bibit yang kita tanam sehingga standar yield profile atau ton per ha sesuai umur tanaman lebih tepat. Bibit yang dihasilkan oleh PPKS, Socfin, Sriwijaya, Lonsum atau lainnya mempunyai standar yield berbeda-beda. 



2. Areal Statement

Tentunya kita harus mengetahui luasan yang akan di budgetkan dan luasan harus benar, kesalahan dalam pengukuran areal tentunya akan mempengaruhi yield per tahun yang di laporkan, sebagai contoh adanya areal yang tidak tertanam namun dalam laporan tidak di kurangkan atau masuk dalam luasan block maka luasan akan menjadi faktor pembagi sehingga produksi per ha yang di hasilkan akan terlihat rendah padahal karena faktor kesalahan luasan. 

3. Block Statement

Dalam block statement kita akan mendapatkan informasi mengenai bulan dan tahun tanam, populasi per block, jumlah sisipan dan SPH.

Kerapatan tanaman mempengaruhi produksi yang di hasilkan per ha nya.

Umur tanaman pun mempunyai potensi produksi yang berbeda-beda.

4. Curah Hujan

Data curah hujan sangat di perlukan karena cuaca sangat mempengaruhi produksi. Minimal data yang di siapkan 3 tahun ke belakang, dengan ini dapat di hitung water defisit, penyebaran curah hujan - jumlah bulan kering, hari hujan per bulan, dll.
Selanjutnya anda harus menganalisa data berkaitan dengan pengaruhnya terhadap produksi ? apakah mempengaruhi jumlah janjang atau BJR dan seberapa besar pengaruhnya.

 5. Data Pemupukan

Minimal 2 atau tiga tahun ke belakang namun lebih bagus lagi adalah seluruh histori pemupukan. Disamping itu juga perlu di baca hasil analisa daun, tanah dan rachis.
Data pemupukan akan menggambarkan apakah terdapat defisiensi hara pada tanaman ? upaya yang telah di lakukan ?

Demikian yang bisa saya sampaikan perihal pembuatan budget prakiraan produksi. Semoga bermanfaat dan jika ada salah kata mohon di maafkan. Terima kasih.

Comments