Hama Ulat Api seperti Darna Trima, Setora Nitens, Ploneta Diducta, Setothosea Asigna adalah termasuk hama daun yang menyerang tanaman kelapa sawit. Ulat Api dapat berkembang biak dengan baik dalam cuaca panas. Efek serangan ulat api yang parah dapat menurunkan produksi yang signifikan hingga 75 % pada serangan di tahun ketiga.
Untuk penanganan ulat Api diawali dengan melakukan deteksi dini (EWS) yang baik secara periodik, pengendalian hayati dan pengendalian secara manual dan chemical. Sebagai tindakan pencegahan maka pengendalian hayati adalah cara yang terbaik.
Pengendalian Hayati
Beberapa agen antagonis telah banyak digunakan untuk mengendalikan
ulat api. Agen antagonis tersebut adalah Bacillus thuringiensis,
Cordyceps militaris dan virus Multi-Nucleo Polyhydro Virus (MNPV). Wood
et al. (1977) menemukan bahwa B. thuringiensis efektif melawan S.
nitens, D. trima dan S. asigna dengan tingkat kematian 90% dalam 7 hari.
Cordyceps militaris telah ditemukan efektif memparasit pupa ulat api
jenis S. asigna dan S. nitens. Virus MNPV digunakan untuk mengendalikan
larva ulat api.
Selain mikrobia antagonis tersebut di atas, populasi ulat api dapat
stabil secara alami di lapangan oleh adanya musuh alami predator dan
parasitoid. Predator ulat api yang sering ditemukan adalah Eochantecona
furcellata dan Sycanus leucomesus. Sedangkan parasitoid ulat api adalah
Trichogrammatoidea thoseae, Brachimeria lasus, Spinaria spinator,
Apanteles aluella, Chlorocryptus purpuratus, Fornicia ceylonica,
Systropus roepkei, Dolichogenidae metesae, dan Chaetexorista javana.
Parasitoid dapat diperbanyak dan dikonservasi di perkebunan kelapa sawit
dengan menyediakan makanan bagi imago parasitoid tersebut seperti
Turnera subulata, Turnera ulmifolia, Euphorbia heterophylla, Cassia
tora, Boreria lata dan Elephantopus tomentosus. Oleh karena itu,
tanaman-tanaman tersebut hendaknya tetap ditanam dan jangan dimusnahkan.
Tiong (1977) juga melaporkan bahwa adanya penutup tanah dapat
mengurangi populasi ulat api karena populasi musuh alami akan meningkat.
Penanaman Turnera Subulata
Dimasyarakan umum dikenal dengan bunga pukul delapan karena bunganya akan mekar di kisaran pukul 8 dan bunga akan layu atau menutup setelah tengah hari. Tanaman ini berasal dari Hindia Barat dan banyak di temukan pada ketinggian 10 - 250 diatas permukaan laut.
Daun berwarna hijau dengan panjang daun 2-7 cm dan lebar 1-4 cm dan
diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunga pukul delapan 414 Mahkota bunga
bentuknya bulat telur sungsang, pangkalnya berwarna coklat dan berwarna
kuning muda diatasnya. Mahkota bunga terpuntir waktu.
Ukuran tanaman ini sekitar 60-90 cm dengan bentuk daun tanaman elips
serta ujung meruncing dan tepi daun bergerigi kasar. Tulang daun
menyirip dan mempunyai kelenjar kuncup. Dalam gambar dapat dilihat,
bunga ini mekar hanya beberapa jam saja, mulai dari sekitar jam 8 pagi
sampai sekitar jam 12 siang. Bunga tanaman ini ada yang berwarna kuning
atau Yellow Alder, yellow elder (Inggris). Buah tanaman ini berbentuk
telur lebar dengan biji lebih dari 30. Selain itu, Bunga Pukul Delapan
ini menyukai tempat terbuka, atau terlindung sebagian.
Ditinjau dari aspek budidaya, tanaman dapat dibudidayakan dengan biji
dan stek. Tulisan ini akan menitikberatkan pada pembahasan manfaat
bunga pukul delapan (turnera subulata) untuk pengendalian hama ulat api (
Setothosea asigna).
Untuk menaman Turnera subulatan dapat dilakukan dengan cara di stek, sebaiknya dibuat persemaian terlebih dahulu dengan baby polibag dan setelah tumbuh dengan baik selanjutnya di pindah ke lapangan.
Karena Turnera Subulata dapat tumbuh baik pada areal terbuka atau tidak tahan terhadap naungan maka tanam Turnera Subulata di pinggir block atau bisa di katakan ditanam sepanjang pinggir jalan baik Collection, Main atau Jalan Poros/Akses.
Intensitas penanaman tergantung SOP dimasing-masing perkebunan karena ini berkaitan dengan biaya namun logikanya semakin banyak semakin baik sepanjang tidak mengganggu pekerjaan lain dan tidak membebani biaya operasional. Sebaiknya dahulukan disimpang 4 dan tengah Main Road dan untuk selanjutnya dapat di kembangkan di jalan collection dengan jarak 200 meter. Sebelum tanam bersihkan tanah dari gulma dengan cangkul dan buat gulutan dengan lebar 1 m dan panjang 2 m. Setiap gulutan ditanam 4 - 5 bibit Turnera Subulata.
Perawatan Turnera Subulata tidak perlu dilakukan pemupukan cukup bersihkan gulma di gulutan sekitarnya dan lakukan pemotangan Turnera jika telah tumbung tinggi hingga 1 m di potong 30 cm dari permukaan tanah.
Manfaat lain dari Turnera Subulata yaitu dilihat secara estetika kebun akan terlihat cantik / indah saat bunga mekar dan ini baik untuk mengurangi stres karena beratnya tugas di lapangan.
Demikian perihal Turnera Subulata semoga bermanfaat. Terima Kasih.
Berbagi itu asyik.
Sebagian sumber tulisan dari : http//sawitindonesia.com
Comments
Post a Comment