Teknis Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut




Luas lahan gambut di Indonesia14.905.574 Ha dari angka tersebut dimanfaatkan untuk lahan perkebunan kelapa sawit hanya 1.705.912 Hektar sesai informasi dari perkebunannews.com. Pemanfaatan lahan untuk perkebunan kelapa sawit memerlukan teknis budidaya khusus untuk membuat perkebunan yang berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Gambut

Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sa tumbuhan yang setengah membusuk, oleh sebab itu, kandungan bahan organik tinggi. Gambut terbentuk tatkala bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat pembusukannya, biasanya di lahan-lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di peraian setempat. Sebagian gambut tersusun dari serpisan dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting, pepagan, bahkan kayu-kayu besar yang sepenuhnya belum membusuk.

sumber : Wikipedia.com

Peraturan Pemerintah tentang gambut

Peraturan pemerintah tentang gambut diantaranya yaitu PP. NO. 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolan ekosistem gambut, dengan tanggal pengundangan 15 September 2014, tanggal ditetapkan 12 September 2014, tanggal efektif 15 September 2014. Selanjutnya pemerintah mengeluarkan revisi dengan mengeluarkan PP nomor 57 / 2016 yang tanda tangani oleh Presiden Republik Indonesia bapak Joko Widodo tanggal 2 Desember 2016 tentang Perlindungan dan Pengolahan ekosistem gambut.

Sudah menjadi kewajiban sebelum melakukan pembukaan lahan di areal gambut untuk membuka dan mempelajari kedua peraturan tersebut sebagai bentuk ketaatan sebagai warga negara Indonesia yang baik.

Jenis - jenis gambut

Menurut tingkat kematangannya gambut dibagi menjadi :
  1. Gambut Saprik (matang)
  2. Gambut Hemik (setengah matang)
  3. Gambut Fibrik (mentah)
 Menurut kedalamannya gambut di bagi menjadi :
  1. Gambut dangkal (50 - 100 cm)
  2. Gambut sedang (100 -200 cm)
  3. Gambut dalam (200 - 300 cm)
  4. Gambut sangat dalam (>300)
Gambut yang cocok untuk budidaya kelapa Sawit yaitu dengan kedalam gambut dengan jenis gambut Dangkal dan Gambut Sedang.

PH Tanah

Kesesuaian lahan untuk perkebunan kelapa sawit harus memperhatikan PH tanah begitu juga di areal gambut yang akan dibuka untuk perkebunan kelapa sawit yaitu minimal 4. Hal ini juga berkaitan dengan pemilihan pupuk yang digunakan sebaiknya dipilih yang bereaksi basa dan tidak mengandung sulfur seperti RP dan dolomite.Contoh pupuk yang mengandung sulfur adalah ZA dan Kieserite.

Kedalaman Pirit

Pirit adalah mineral dengan warna kekuningan dengan kilap logam yang cerah, mineral tanah ini mengandung unsur besi dan belerang. Standar kedalaman pirit yang baik untuk budidaya kelapa sawit yaitu > 100 cm, semakin dangkal pirit ditemuka maka akan merugikan tanaman yaitu apabila terjadi oksidasi maka pirit akan meracuni tanaman. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya oksidasi yaitu dengan mengatur tinggi permukaan air berkisar 20 - 40 cm dibawah permukaan tanah.

Teknis budidaya Kelapa Sawit di lahan Gambut

Pembukaan lahan dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit di areal gambut secara umum tidak berbeda dengan di areal mineral, beberapa teknis yang berbeda dan harus dilakukan dengan sebaik mungkin yaitu :
Water Management
Areal Gambut berada di areal rendahan atau basah maka perlu di lakukan pengelolaan air agar air dalam block terkendali yaitu tinggi permukaan air stabil di kisaran 20 - 40 cm di bawah permukaan. tanah. Dan jika terjadi genangan air atau banjir saat musim hujan tidak lebih dari 1 minggu, karena banjir yang lama akan mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit. Saat musim kemarau permukaan tetap haru di jaga dan jika air terlalu rendah maka perlu memasukkan air dari luar areal kelapa sawit.

Teknis Tanam Kelapa Sawit

Lapisan gambut jika langsung di tanami kelapa sawit akan mengakibatkan kelapa Sawit mudah roboh karena gambut tidak cukup kuat untuk pegangan akar kelapa sawit. oleh karena itu teknis tanam kelapa sawit yang baik yaitu dengan menggunakan sistem Hole in Hole yaitu pembuatan lobang tanam di dalam lobang yang besar. Buatlah lobang terlebih dahulu dengan ukuran 1 x 1 m dengan dalam 30 cm dan selanjutnya buatlah lobang tanam seperti biasanya seukuran polybag yang digunakan.

Selain dengan teknis hole in hole yang umum di gunakan yaitu lobang tanam lebih dalam 15 cm dari ukuran biasanya, hal ini ditujukan untuk mengurangi efek pemadatan gambut jika ditanam dengan ukuran dalam seperti ukuran normal maka bibit kelapa sawit yang ditanam akan mudah roboh.

 Compacting atau pemadatan

Pemadatan bertujuan untuk mempersempit rongga tanah sehingga mampu lebih baik menopang tanaman, compacting dilakukan sebelum tanam kelapa sawit dengan mengandalkan alat berat excavator yaitu excavator akan bergerak melewati areal. Selain itu pemadatan juga dapat berfungsi untuk menghambat laju api saat terjadi kebakaran.

Pemeliharaan tanaman kelapa Sawit

Pada areal gambut, pengendalian gulma banyak menggunakan kimia atau semprot hal ini karena anak kayu memang jarang akan tetapi pakis dan gelagah akan tumbuh subur dan ini sulit dikendalikan secara manual. Follow up atau interval antar rontasi tidak boleh terlambat harus tepat waktu saat gulma telah tumbuh kembali dengan kondisi aktiv, keterlambatan akan membuat prosentase gulma sama dengan rotasi sebelumnya sehingga akan menjadikan biaya pengendalian gulma bengkak atau gulma tidak terkendali. Pemakaian air untuk penyemprotan juga perlu di kontrol, karena bisa jadi air di lokasi mempunyai PH yang rendah.

Galang Api

Kebakaran sangat perlu di waspadai mengingat jika terjadi kebakaran di lahan gambut sulit untuk dimatikan, pergerakan api yang lewat bawah akan menyulitkan team pemadam kebakaran. Perlengkapan pemadam kebakaran juga harus dilengkapi dengan nozle khusus untuk areal gambut, dan untuk tindakan pencegahan perlu dilakukan sosialisasi ke karyawan dan masyarakat sekitar tentang pencegahan bahaya kebakaran dan penanganan jika terjadi kebakaran. Rambut-rambut peringatan bahaya kebakaran harus dipasang di tempat yang sering dilewati orang dan areal rawan kebakaran.

Pemupukan

Waktu pemupukan harus tepat yaitu awal musim penghujan dan tidak pada kemarau, areal gambut yang mudah banjir jika tata kelola air tidak baik oleh karena itu waktu pemupukan harus pada waktu yang tepat.
Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknis budidaya kelapa sawit pada areal gambut. Terima kasih.

Berbagi itu asyik.

Comments